Prof. Tjipta Lesmana: Effendy Simbolon Ngomong Apa Lagi?
“Tentang “ramalan” Effendy Simbolon terkait pergantian Panglima TNI dibarengi dengan rotasi 3 Kastaf Angkatan, kami tidak melihat alasannya, meskipun Presiden punya kewenangan penuh untuk itu. Mungkin saja ada pihak-pihak tertentu yang sudah cukup lama ingin “mendepak” Jenderal Dudung Abdurachman sebagai Kepala Staf Angkatan Darat. Kenapa? Silakan tanya yang meniupkan spekulasi itu,” demikian disampaikan Dosen Tamu Sesko TNI, Prof. Dr. Tjipta Lesmana, menanggapi pernyataan terbaru Effendy Simbolon (6/12).
Beberapa hari yang lalu, Effendy Simbolon kembali mengeluarkan pernyataan yang cukup mengejutkan, kalau tidak menghebohkan, yaitu: Pergantian Panglima TNI – dari Jenderal Andika Perkasa ke Laksamana Yudo Margono – akan dibarengi rotasi tiga kepala staf TNI. Tidak hanya Kepala Staf, kata politisi PDIP itu, Danjen Kopassus dan Pangkostrad juga bakal diganti.
Berdasarkan informasi yang didapatkan politisi PDIP tersebut, Kepala Staf Angkatan Laut, Kepala Staf Angkatan Darat dan Kepala Staf Angkatan Udara bakal dirotasi. “Bisa saja rotasi sekaligus, apa salah? Kan enggak. Pergantian tiga kepala staf bisa dilakukan serempak di awal tahun depan, meskipun masa jabatan maupun masa pensiun para Kepala Staf saat ini masih lama. Koq bisa? Karena Presiden punya kewenangan mengganti kepala staf kapan saja tanpa harus melewati persetujuan DPR; berbeda dengan pergantian Panglima TNI,” kata Effendy Simbolon yang disampaikan kepada awak media (Sabtu 3/12).
Masih menurut Simbolon, dari kacamata politik, pergantian pimpinan tiga matra TNI memang sebuah kebutuhan, untuk memastikan stabilitas nasional jelang tahun politik yang akan semakin gencar di tahun depan.
Secara normatif, Presiden selaku Panglima Tertinggi TNI memang punya kewenangan untuk mengganti (bukan merotasi!) kepala staf Angkatan.
Alasannya, kata Simbolon, karena stabilitas politik bakal gonjang-ganjing mendekati Pemilu.
Menurut Tjipta Lesmana, jika benar Januari tahun depan ketiga Kepala Staf diganti sekaligus, Presiden Jokowi akan tercatat Presiden RI pertama yang mengganti 3 Kastaf sekaligus hanya satu bulan setelah ia melantik Panglima TNI yang baru – dari Jenderal Andika Perkasa kepada Laksamana Yudo Margono. Dalam sejarah TNI, tidak pernah sekali pun terjadi peristiwa yang menghebohkan itu!
Lebih lanjut Prof. Tjipta Lesmana mengatakan,
”Biasanya, Kepala Staf Angkatan diganti karena masa jabatannya habis atau mendekati usia pensiun. Andika Perkasa diganti karena tanggal 21 Desember 2022 beliau genap berusia 58 tahun, usia pensiun perwira menengah dan perwira tinggi TNI, juga Polri. Sekali-sekali Kastaf Angkatan bisa saja diganti karena ada faktor XYZ yang hanya Presiden yang mengetahuinya. Jenderal TNI Gatot Nurmantyo misalnya, diganti oleh Marsekal Hadi Tjahjanto, padahal masa pensiunnya masih ada sekitar 3-4 bulan lagi. Apa sebabnya? Kita hanya dengar beragam spekulasi waktu itu yang terkait dengan masalah politik.”
“Tidak mudah mencari seorang figur Panglima TNI, juga Kepala Staf Angkatan. Maka, jika seorang Kastaf Angkatan apalagi Panglima TNI tidak punya “cacad-celah” di mata Presiden, sangat jarang ia dicopot di tengah jalan,” sambung Dosen Tamu Sesko TNI ini.
Dalam pandangan Tjipta Lesmana, janggal sekali bahkan muskil, tiga Kastaf Angkatan akan diganti serentak pada Januari tahun depan, hanya beberapa minggu setelah pergantian Panglima TNI.
“Pertama, nama Kastaf Angkatan Laut yang baru untuk menggantikan Laksamana Yudo Margono (yang sudah lolos Uji Kelayakan sebagai Panglima TNI) belum diumumkan. Jenderal Dudung Abdurachman lahir 19 Nopember 1965 (57) dilantik sebagai Kasad 17 Nopember 2011, hampir berbarengan dengan pelantikan Andika Perkasa sebagai Panglima TNI. Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau), Marsekal Udara Fadjar Prasetyo lahir 9 April 1966 (56), dilantik sebagai orang nomor satu di TNI-AU pada 29 Mei 2020,” kata Tipta Lesmana.
“Dari uraian di atas, kami berkesimpulan, sangat kecil kemungkinan Panglima TNI yang baru akan mengganti ke-3 Kastaf Angkatan pada Januari 2023,” pungkas Prof. Tjipta Lesmana.