Tuntutan Pekerja Seni Pada Sandiaga Uno
korandetak.com, Jakarta – Dalam catatan akhir tahun 2020 ini, Mujib Hermani Ketua Umum Federasi Pekerja Seni Indonesia (FPSI) angkat bicara mengenai kebijakan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (KemenParekraf) yang tidak melibatkan Seniman dan Pekerja Seni Daerah.
Menurutnya kesejahteraan seniman dan pekerja seni juga harus di dihidupkan, “kalau kita ngomong yang paling berdampak dari Covid-19 ini yah pekerja seni, paling terkena dampaknya, dan paling terakhir dipedulikan oleh instansi terkait, padahal jelas di misinya Jokowi ada, yaitu kemajuan kebudayaan itu harus mencerminkan kepribadian bangsa, nah ini yang kita tekankan,” lugas Mujib
“Lalu tiba-tiba K-POP yang dibawa kesini sebagai icon nya, nah ini maksudku sangat gak konek gitu, seperti kalau pemerintah pusat buat acara di daerah yang dibawa kok seniman atau pekerja seni dari pusat, ini kan memberi kesan bahwa pekerja seni yang dari daerah itu akhirnya tidak ngapa-ngapain,” tegas Mujib saat di wawancara di Jakarta (30/12/2020).
lalu, “Misalnya ada seratus festival, nah festival itu tempatnya sebagai ajang kreativitas pekerja seni daerah, namun itu dihilangkan, dan itu salah satu tuntutan pekerja seni, dimana kementerian Parekraf itu harus juga peduli dengan itu. bukan semaunya dia, bukan sebatas info, bukan kebijakan dari Event Organizer dari pusat itu yang dibawa,” lanjutnya
“Belum lagi semua pertunjukan seni itu di lockdown tidak boleh ada, karena kerumunan, nah akibatnya apa? Seniman dan Pekerja Seni akhirnya knock down (KO),” imbuhnya
“Sebagai contoh penyanyi-penyanyi kafe, yang pendapatanya harian mau makan apa mereka, dan kita tahu misalnya bansos yang harus masuk dapet ke rakyat akhirnya di korupkan dan ga nyampe akhirnya, federasi akan memperjuangkan itu untuk kesejahteraan pekerja seni indonesia.” kata Mujib
Oleh sebab itu Mujib sebagai Ketua Federasi Pekerja Seni Indonesia sebetulnya ingin mengingatkan kembali, “Kepada Menteri Parekraf yang sekarang ini Sandiaga Uno, untuk melihat bahwa misinya Jokowi Amin Ma’ruf yang kelima itu adalah kemajuan kebudayaan yang harus mencerminkan kepribadian bangsa, jangan model kementerian sebelumnya yang dibawa,” terang Mujib.
“dalam hal ini bahwa seniman-seniman, pekerja seni tradisi atau pekerja-pekerja lokalnya yang ada didaerah seperti misalnya yang berada di lima destinasi wisata Toba, NTT, Papua, NTB dan yang di tempat lain itu harus dilibatkan,” jelas Mujib.
sebelumnya pun ia menyatakan bahwa “bila pekerja seni itu kalau diam, mereka gelisah, dan itu berarti ada tanda-tanda kalau tidak ada karya, dan itu bisa jadi chaos karena ada yang tidak beres, kalau kita masih bekerja masih ada kreativitas disitu berarti masih agak tenang, negara harus peduli dengan itu.” tutup Mujib. (rv)