Tingkatkan Kesehatan WBP, Rutan Palangka Raya Gelar Screening HIV/AIDS, Syphilis, dan Hepatitis
Palangkaraya, – Rumah Tahanan Kelas IIA Palangka Raya telah melaksanakan program inovatif yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan warga binaan.
Dalam kemitraan yang erat dengan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), lembaga ini sekarang menerapkan skrining HIV/AIDS, sifilis, dan hepatitis bagi narapidana baru yang masuk ke dalam rumah tahanan negara (Rutan).
Langkah ini merupakan upaya proaktif untuk mendeteksi, mencegah, dan mengobati penyakit menular seksual yang dapat menyebabkan dampak serius pada kesehatan dan masyarakat. Melalui program ini, Rumah Tahanan Kelas IIA Palangka Raya berharap dapat mengurangi penyebaran penyakit menular seksual di Rutan.
Dalam upaya melaksanakan skrining ini, pihak Rutan telah membentuk tim medis yang terdiri dari tenaga medis terlatih dari PKBI dan staf medis Rutan. Tim medis melakukan pemeriksaan kepada 100 warga binaan, termasuk tes darah untuk mendeteksi HIV/AIDS, sifilis, dan hepatitis.
Setelah pemeriksaan awal, warga binaan yang didiagnosis dengan kondisi positif akan segera mendapatkan perawatan dan pengobatan yang tepat. Pihak PKBI juga akan memberikan edukasi kesehatan yang komprehensif kepada seluruh populasi binaan, termasuk informasi mengenai penularan penyakit dan langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil.
Dalam Kesempatan ini, Kepala Rumah Tahanan Kelas IIA Palangka Raya, Ma’ruf Prasetyo menyampaikan “Kami sangat menyadari pentingnya menjaga kesehatan warga binaan kami. Dengan melibatkan PKBI dalam program ini, kami berharap dapat memberikan perlindungan dan perawatan yang lebih baik untuk narapidana yang berisiko terkena penyakit menular seksual. Kami berkomitmen untuk melanjutkan upaya-upaya kesehatan yang progresif bagi seluruh warga binaan kami.”
PKBI, sebagai mitra dalam program ini, juga menekankan pentingnya upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit menular seksual. Direktur PKBI Palangka Raya, Umi Muthoharoh, menambahkan, “Kami berharap program skrining ini dapat menjadi langkah awal untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan aman bagi warga binaan. Kami siap memberikan dukungan medis dan psikososial yang diperlukan agar mereka dapat hidup dengan lebih baik setelah keluar dari penjara.”
Diharapkan bahwa langkah progresif ini akan memberikan dampak positif yang signifikan dalam mengurangi penyebaran penyakit menular seksual di dalam rumah tahanan dan masyarakat luas. Dengan mendeteksi dini dan memberikan perawatan yang tepat, diharapkan warga binaan yang terinfeksi dapat segera mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan dan menghindari penyebaran lebih lanjut.
Selain itu, program ini juga memberikan kesempatan bagi warga binaan untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih luas tentang kesehatan seksual dan pentingnya pencegahan penyakit menular. Dengan edukasi yang diberikan, diharapkan kesadaran tentang praktik seksual yang aman dan pencegahan penyakit akan meningkat, baik di dalam rumah tahanan maupun setelah mereka bebas.
Langkah proaktif yang diambil oleh Rumah Tahanan Kelas IIA Palangkaraya dan PKBI juga dapat dijadikan contoh yang baik bagi lembaga penjara lainnya di seluruh Indonesia. Kesehatan warga binaan merupakan tanggung jawab bersama untuk menjaga keamanan dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Program skrining HIV/AIDS, sifilis, dan hepatitis ini merupakan salah satu upaya konkret dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) PBB, terutama pada tujuan kesehatan yang menekankan pentingnya akses universal terhadap layanan kesehatan yang berkualitas.
Dengan kerja sama yang kuat antara lembaga penjara, organisasi masyarakat, dan pemerintah, diharapkan dapat diciptakan lingkungan yang lebih sehat dan aman bagi warga binaan, serta membantu mengurangi penyebaran penyakit menular seksual di Indonesia.
Ini adalah langkah yang penting menuju sistem peradilan yang lebih manusiawi, di mana kesehatan dan kesejahteraan warga binaan menjadi prioritas utama.