Taruna AAL Tingkat ll Menjalani Latihan Praktek Followership Selama Sepekan
Mojokerto – Selama sepekan kedepan, 112 Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) Tingkat ll Angkatan ke-68 akan menjalani program Latihan Praktek Followership di bawah bimbingan Depatemen Kepemimpinan AAL yang digelar di Pondok Clacat, Pacet, Mojokerto, Jatim, Senin (1/3).
Menurut Kepala Depatemen Kepemimpinan (Kadeppim) AAL Kolonel Laut (KH) Anon Hadi Susilo, S.Psi. M.Sc.,M.Tr.Opsla mengatakan, Lattek ini akan berlangsung selama lima hari mulai tanggal 1 s.d 5 Maret 2021.
Lattek ini merupakan program pelaksanaan pendidikan AAL semester genap yang diikuti 112 orang Taruna dan Taruni yang dalam pelaksanaannya terbagi dalam lima kelompok sesuai koprs atau Jurusan Program Studi di AAL.
Menurur Anon, dalam rangka mempraktekkan teori Followership di kelas, Taruna tingkat II perlu latihan followership. Tujuannya adalah untuk melatih dan membekali para Taruna agar mampu mengidentifikasi followership yang efektif dalam satu tim, sehingga diharapkan akan mempunyai pengalaman saat menjalankan kepemimpinan.
Materi yang dilatihkan antara lain materi Peraturan Baris Berbaris, Personel Acuntability Phyisicality, SMART (Specific, Measurabel, Achievabel, Realistic, Time Base). Selain itu mereka akan mendapat materi out bound yang terdiri dari Karapan Sapi, Spider Web, Limbah Beracun, Evakuasi Korban, Amazon River, Trust Fall, dan Beam, serta di akhir Latek akan melaksanakan Tes Kepribadian.
“Dengan didukung 28 Fasilitator dan 30 Pendukung latihan, diharapkan selesai latihan para Taruna memahami tipe follower dirinya dan mampu mengembangkan diri menjadi follower yang efektif,” harapnya.
Menurutnya pemimpin yang hebat muncul dari pengikut (follower) yang efektif. Karena pengikut yang efektif mampu berpikir kritis dan aktif dalam kinerja. Organisasi bila diawaki oleh pengikut yang efektif akan dengan mudah mencapai tujuan organisasi.
Ia mencontohkan peristiwa Pendaratan Amfibi di Normandia yang dipimpin oleh Jenderal Eisien Hower, merupakan salah satu contoh keefektifan followership.
“Sang Pemimpin Sekutu, belum pernah mengetahui kinerja seluruh bawahan dari negara-negara sekutu, namun karena bawahan efektif, operasi pendaratan dapat dilaksanakan,” terangnya.(*cr7)
Sumber: tni.mil.id