Menjaga Warisan Bangsa, Wujudkan Reformasi Hukum: Upacara Hari Pengayoman ke-80 di Maluku Utara
Ternate, 19 April 2025 – Kementerian Hukum Maluku Utara menggelar Upacara Peringatan Hari Pengayoman ke-80 di halaman depan Kantor Wilayah Kementerian Hukum Maluku Utara. Cuaca cerah menambah khidmat suasana upacara yang diikuti oleh seluruh jajaran pejabat struktural, pegawai, hingga undangan eksternal.
Dalam pelaksanaan upacara ini, Budi Argap Situngkir (Kepala Kantor Wilayah) sebagai Inspektur Upacara, Muhd Kasim Umasangadji (Kepala Bidang AHU) bertindak sebagai Komandan Upacara, Zulfahmi (Kepala Divisi P3H) sebagai Perwira Upacara, serta Chusni Thamrin (Kepala Divisi Pelayanan Hukum) membacakan sejarah singkat Kementerian Hukum.
Tema yang diusung tahun ini adalah “Menjaga Warisan Bangsa, Mewujudkan Reformasi Hukum untuk Menyongsong Masa Depan”. Tema ini menjadi penegasan bahwa Kementerian Hukum terus berkomitmen menjaga nilai luhur pengayoman sambil menatap masa depan hukum Indonesia yang lebih adaptif.
Dalam amanatnya, Inspektur Upacara Budi Argap Situngkir mengajak seluruh peserta untuk memperkuat tekad bersama:
“Di usia 80 tahun ini, mari kita teguhkan tekad bersama. Mari kita jaga warisan bangsa berupa hukum yang berakar pada Pancasila. Mari kita lanjutkan reformasi hukum dengan keberanian, transparansi, dan keterbukaan. Mari kita songsong masa depan dengan hukum yang mampu menjawab tantangan zaman, hukum yang humanis, hukum yang adaptif, dan hukum yang berpihak pada rakyat.”
Sementara itu, Chusni Thamrin dalam pembacaan sejarah singkat Kementerian Hukum menekankan bahwa perjalanan panjang Kementerian Hukum adalah bukti pengabdian tanpa henti. Ia menuturkan:
“Sejarah Kementerian Hukum adalah sejarah pengabdian. Tugas kita hari ini adalah melanjutkan perjuangan itu dengan kerja nyata dan integritas.”
Menambahkan hal tersebut, Zulfahmi selaku Perwira Upacara juga memberikan penekanan mengenai pentingnya keberlanjutan reformasi hukum.
“Reformasi hukum harus terus digelorakan. Kita harus hadir dengan hukum yang transparan dan solutif, agar masyarakat benar-benar merasakan manfaatnya.”
Bagi Muhd Kasim Umasangadji, menjadi Komandan Upacara di momentum bersejarah ini bukan sekadar tugas seremonial, melainkan sebuah panggilan pengabdian. Usai upacara, ia mengungkapkan:
“Pengayoman adalah jiwa pengabdian kita. Menjadi Komandan Upacara di peringatan ke-80 ini mengingatkan saya bahwa setiap langkah kecil dalam tugas sehari-hari adalah bagian dari warisan besar untuk bangsa. Semoga semangat pengayoman terus hidup dalam hati kita semua.”
Dengan seluruh rangkaian kegiatan yang berjalan khidmat, Upacara Hari Pengayoman ke-80 di Maluku Utara tidak hanya menjadi seremoni, tetapi juga momentum refleksi bersama untuk menjaga warisan bangsa dan mewujudkan reformasi hukum yang berpihak kepada masyarakat.