Menhan IsraeL Benny Gantz: Pemimpin Hamas akan terus diburu meski ada gencatan senjata
korandetak.com, Jakarta – Menteri pertahanan Israel, Benny Gantz, mengatakan para pemimpin Hamas tetap akan terus diburu, menjadi fokus sasaran penyerangan intelijen dan militer Israel, meskipun ada gencatan senjata.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu, Kementerian Luar Negeri Israel berterima kasih kepada Amerika Serikat “atas dukungannya yang berkelanjutan untuk Israel dan haknya untuk membela warganya,” dan “menyalahkan penuh” atas kekerasan baru-baru ini terhadap militan Hamas karena menembakkan ribuan roket ke Israel.
“Kami berharap masyarakat internasional mengutuk dan melucuti senjata Hamas, dan memastikan rehabilitasi Gaza sambil mencegah pengalihan dana dan senjata untuk terorisme,” kata pernyataan itu. (23/05/2021)
Pada hari Sabtu, ratusan pejuang Hamas yang mengenakan kamuflase militer berpawai melewati tenda duka untuk Bassem Issa, seorang komandan senior yang tewas dalam pertempuran itu. Pemimpin tertinggi Hamas di Gaza, Yehiyeh Sinwar, memberikan penghormatan dalam penampilan publik pertamanya sejak perang dimulai.
Israel mengebom rumah Sinwar, bersama dengan tokoh-tokoh senior Hamas lainnya, sebagai bagian dari serangannya terhadap apa yang dikatakannya sebagai infrastruktur militer Hamas.
Ratusan anggota Hamas yang bertopeng berparade di Gaza yang terkepung dan pemimpin tertinggi kelompok itu membuat penampilan publik pertamanya sejak daerah kantong yang diblokade itu dirusak oleh 11 hari serangan brutal udara, darat, dan laut Israel.
Perang 11 hari itu menewaskan hampir 250 orang – sebagian besar warga Palestina – dan membawa kehancuran luas di Gaza. Setelah Anggota Dewan Keamanan PBB menekankan “kebutuhan segera akan bantuan kemanusiaan bagi penduduk sipil Palestina, khususnya di Gaza” setelah delegasi AS memblokir draf pernyataan sebelumnya.
Ribuan orang berunjuk rasa di kota Tel Aviv, Israel, menyerukan koeksistensi antara orang Yahudi dan Arab. Seperti tiga perang sebelumnya, babak pertempuran terakhir berakhir , dengan tidak meyakinkan. Israel mengklaim berhasil menghancurkan fasilitas militer Hamas melalui ratusan serangan udara, tetapi faktanya Israel tidak mampu menghentikan serangan roket Hamas.
Hamas juga mengklaim kemenangan tetapi menghadapi tantangan menakutkan untuk membangun kembali di wilayah yang sudah menderita pengangguran tinggi dan wabah virus korona.
Hari-hari kerusuhan di Al Aqsa selama bulan suci Ramadhan memaksa warga muslim dan Hamas untuk menuntut pasukan Israel mengosongkan kompleks tersebut pada pukul 18:00 (1500 GMT) pada 10 Mei dan menghentikan pengusiran warga Palestina dari rumah mereka di Yerusalem Timur.
Hamas kemudian menembakkan roket ke Israel dan daerah pendudukannya ketika batas waktu berakhir. Israel memulai pemboman udara besar-besaran di Gaza, daerah kantong kecil yang diblokade oleh Tel Aviv sejak 2007 dari darat, udara dan laut.
Namun, ada ekspektasi luas bahwa gencatan senjata akan berlaku hanya untuk saat ini saja, bahkan diperkirakan akan ada ronde pertempuran berikutnya yang tidak bisa dihindari.
Sumber: TRTWorld