Masa Pendukung Trump Serbu U.S. Capitol

korandetak.com, Washington D.C. – Massa pendukung Donald Trump (Pro-Trump) menyerbu gedung Capitol AS pada hari Rabu (06/01/2021), menghentikan kongres penghitungan suara elektoral untuk mengonfirmasi kemenangan Presiden terpilih Joe Biden. Polisi mengevakuasi anggota parlemen dari gedung dengan kondisi yang tidak kondusif dimana kekerasan, kekacauan dan gangguan yang mengguncang inti demokrasi Amerika.

Sementara anggota DPR dan Senat terkunci di dalam ruang kerja mereka, massa berkeliaran di aula Capitol, mengambil foto dan masuk ke dalam kantor. Kerusuhan berlanjut bahkan ketika Presiden Trump meminta pengunjuk rasa untuk tetap damai, serta Wakil Presiden Mike Pence meminta para demonstran itu untuk bubar.

Seperti yang dilansir The New Yorks Times, Presiden terpilih Joe Biden menyampaikan sambutan di Wilmington, Delaware. Mendesak perdamaian. “Pada jam ini, demokrasi kita berada di bawah serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya,” ucap Biden.

Pihak Angkatan Darat AS mengaktifkan seluruh Garda Nasional D.C sebanyak 1.100 pasukan, kata seorang pejabat Angkatan Darat AS, Rabu, dan gubernur Virginia mengirim pasukan pengamanan Virginia dengan jumlah 200 Pasukan dari negara bagian Virginia untuk memadamkan kekerasan di ibu kota negara tersebut.

Pro-Trump supporters storm the US Capitol following a rally with President Donald Trump on January 6, 2021, in Washington, DC. (AFP/TRTWORLD)

Penyerbuan Capitol Hill telah di sebarkan melalui media sosial, di mana seruan untuk kekerasan terhadap anggota Kongres dan gerakan pro-Trump untuk merebut kembali gedung Capitol AS, telah beredar secara online selama berbulan-bulan.

Serta sebuah alat peledak ditemukan di Kantor Pusat Komite Nasional Partai Republik, dan paket yang mencurigakan sedang dalam proses pengamanan di dekat Kantor Pusat Komite Nasional Partai Demokrat.

A protester sits in the Senate chamber on January 06, 2021, in Washington, DC. (AFP/TRTWORLD)

Setelah pidatonya Trump di National Mall pada Rabu pagi, ia menghindari tampil lagi di depan public, dan ia pun memposting video ke Twitter yang menyuruh para pendukungnya untuk pulang. Dia menghabiskan sebagian besar videonya dengan tuduhan palsu bahwa pemilu itu curang. (rv)