Kongres AFEBI XIII: Penguatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis sebagai Katalis Transformasi Ekonomi Nasional

Lombok–Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto menghadiri Kongres ke-13 Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia (AFEBI) dengan mengusung topik “Kampus Berdampak untuk Akselerasi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan.” Kegiatan yang berlangsung di Ballroom Hotel Aruna Senggigi Resort & Convention, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini dihadiri oleh para dekan, pengelola program studi ekonomi dan bisnis, akademisi, serta pemangku kepentingan pendidikan tinggi di Indonesia, Kamis (27/11).

Kongres ke-13 ini menjadi momentum penting bagi para pemimpin Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dari seluruh Indonesia untuk membahas kontribusi kampus dalam mendorong pembangunan ekonomi daerah, khususnya melalui pariwisata berkelanjutan yang menjadi kekuatan utama Provinsi NTB.

Mendiktisaintek menyampaikan FEB memiliki peran strategis dalam menghubungkan riset, kebijakan, serta analitik sehingga pembangunan ekonomi Indonesia dapat berjalan presisi, inklusif, dan berkelanjutan.

“Kongres ini adalah forum konsolidasi nasional untuk memastikan pendidikan tinggi terutama di bidang ekonomi dan bisnis, benar-benar menjadi motor penggerak arah kemajuan bangsa. FEB harus menjadi katalis yang menghubungkan ilmu, kebijakan, dan analitik untuk mendukung transformasi ekonomi nasional,” ujar Menteri Brian.

Menteri Brian menegaskan bahwa FEB memiliki peran strategis dalam membangun kampus yang mandiri, inovatif, dan berdampak. Dikatakan, FEB harus dipandang sebagai bagian penting dalam arah pembangunan pendidikan tinggi dan ekonomi nasional.

“Kami ingin menegaskan peran FEB, yang kuat akan menciptakan kampus yang lebih mandiri, lebih inovatif, dan lebih berdampak. Ke depan, harus dilihat sebagai perspektif strategis bagi kita semua. FEB diharapkan terus meningkatkan ruang investasi, mengembangkan kiprahnya, dan melahirkan model-model baru yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi baik di tingkat lokal maupun nasional,” tegas Menteri Brian.

Kolaborasi Nasional Penguatan FEB

Rektor Universitas Mataram (Unram), Bambang Hari Kusumo, menyampaikan apresiasi atas kepercayaan AFEBI memilih NTB sebagai lokasi penyelenggaraan kongres ke-13 ini.

“Selamat atas penyelenggaraan Kongres ke-13 AFEBI. Kami menyambut baik, dan berharap dapat memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan daerah dan pendidikan nasional. Unram siap menjadi mitra strategis dalam mengembangkan ekosistem pendidikan ekonomi yang berdampak,” ujar Rektor Bambang.

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Muhammad Iqbal menyampaikan bahwa kolaborasi antara akademisi dan pemerintah sangat penting untuk mendorong pembangunan daerah yang inklusif dan berkelanjutan.

“Sekarang eranya kolaborasi, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Bali telah sepakat untuk memperkuat integrasi pariwisata, energi, dan konektivitas. Sinergi inilah yang menjadi fondasi percepatan pembangunan kawasan,” ujar Gubernur NTB.

Semua langkah tersebut diproyeksikan untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi berbasis kolaborasi, bukan lagi kompetisi antardaerah.

Ketua Dewan Pengurus Nasional (DPN) AFEBI Abdul Rahman Kadir menyampaikan laporan organisasi serta arah strategis AFEBI ke depan. Ia menekankan pentingnya standar mutu dan penyelarasan kurikulum pendidikan ekonomi-bisnis di seluruh Indonesia.

“AFEBI hadir untuk menjaga mutu pendidikan ekonomi dan bisnis di Indonesia. Ini adalah forum strategis bagi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) di seluruh Indonesia untuk menyatukan langkah, memperkuat kolaborasi, dan mendorong standar akademik yang lebih baik,” ujar Ketua Abdul Rahman.

Kehadiran Mendiktisaintek, Brian Yuliarto dalam Kongres ke-13 AFEBI menegaskan komitmen Kemdiktisaintek untuk memperkuat peran kampus sebagai lokomotif pembangunan ekonomi, mendorong riset kebijakan publik dan inovasi daerah, meningkatkan kolaborasi perguruan tinggi dengan dunia usaha dan pemerintah serta memastikan pembangunan pariwisata di Indonesia berjalan berkelanjutan, inklusif, dan berbasis pengetahuan ilmiah.

Kemdiktisaintek meyakini bahwa akselerasi pembangunan pariwisata berkelanjutan hanya dapat dicapai melalui sinergi riset, inovasi, dan kolaborasi lintas sektor yang melibatkan kampus sebagai pusat pengetahuan.