Ketua ILUNI UMB Nilai Sosok Jenderal Dudung Abdurachman Wahid Miliki Potensi Besar Pimpin Indonesia
Pesta Demokrasi akan segera digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Banyak pengalaman kurang mengenakkan terekam di pesta demokrasi periode lalu. Nilai toleransi seolah jauh terpinggirkan.
Indonesia banyak membutuhkan sosok pemimpin yang tegas dalam mengemban amanah menjaga toleransi digarda depan. Jenderal Dudung Abdurachman yang kini menjabat Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) adalah salah satu sosok yang pas dalam menjaga nilai-nilai toleransi di Pemilu periode lalu.
Ketua Ikatan Alumni Universitas Mercu Buana (ILUNI UMB), Aznil Tan, memandang bahwa mantan Pangdam Jaya ini adalah perwira tinggi yang sukses menjaga toleransi di Jakarta pada waktu itu.
“Sebagai sosok KSAD, suda tepat jika sosok Jenderal Dudung menyandang gelar Jenderal toleransi,” ujar Aznil Tan, saat berbincang dengan Venomena.id, Minggu 24 September 2023 sebagaimana dikutip dalam keterangan pers yang diterima kantor pusat Serikat Media Siber Indonesia (SMSI).
Aznil menilai, kemampuan KSAD dalam ngemong bawahan dan memberikan pengayoman ke masyarakat sudah tidak perlu diragukan. Aznil juga melihat bahwa Jenderal Dudung perlu dipertahankan hingga usai pesta pemilu 2024.
“Dengan pengalaman, kecerdasan, dan kampuamnya. Pak Dudung itu sudah bisa menjadi sosok tokoh bangsa yang besar,” jelas Aznil.
Dalam Acara KSAD Award yang digelar beberapa waktu lalu, kemampuan Jenderal Dudung dalam menganalisa bahwa keamanan manusia perlu ditegaskan. Saat itu, Jenderal Dudung terus mengingatkan, bahwa ada sejumlah isu yang dikhawatirkan mempengaruhi keamanan Indonesia, diantaranya Intoleransi hingga terorisme.
Dalam kehidupan antara sesama, Jenderal Dudung membeberkan sejumlah hal terkait keamanan manusia atau human security, diantaranya keamanan ekonomi, pangan, kesehatan, individu hingga keamanan politik.
“Mantan Pangkostrad ini sudah saatnya turut berpacu menjadi orang penting dalam tata kenegaraan. Kecintaannya menjaga NKRI sudah tak diragukan lagi,” imbuh Aznil.
Aznil yang merupakan mantan Aktivis 98 menilai bahwa, jiwa militer terkadang memang dibutuhkan dalam menegakkan kedaulatan bangsa.