Kemendikbudristek Sukses Gelar Gebyar 2021

Jakarta, Beritasatu.com – Direktorat Jenderal Pelatihan Kejuruan (Kemendikbudristek) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi sukses menggelar Gebyar 2021 Professional Tower di lima wilayah sekaligus: Medan Sumut dan Pekanbarriau. Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto mengatakan kegiatan tersebut merupakan puncak dari pembentukan akselerator daerah yang diinisiasi oleh satuan pendidikan vokasi bersama para pemangku kepentingan, seperti pemerintah daerah (pemda), dunia usaha dan dunia industri (DUDI), asosiasi dan organisasi kemasyarakatan, serta media massa, dilansir beritasatu.com.

Wikan menegaskan bahwa dalam kemitraan terpenting bukanlah gebyar acaranya, tetapi komitmen bersama mewujudkan pendidikan vokasi yang selaras dengan kebutuhan industri serta relevan dengan pembangunan, baik di daerah maupun di skala nasional.

“Vokasi tidak mungkin berjalan sendiri. Link and match untuk bisa link mungkin tidak sulit, tapi untuk match ini masih menjadi tantangan. Kita harus tinggalkan cara tradisional, jangan kita mendidik dengan keyakinan sendiri yang ternyata sudah tidak relevan dengan kebutuhan industri yang kebaruannya begitu cepat,” tutur Wikan pada kegiatan Gebyar Menara Vokasi di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, Selasa (7/12/2021).

Dalam keterangan pers diterima Beritasatu.com, Rabu (8/12/2021), Wikan menuturkan, fokus pembentukan akselerator daerah mengacu pada program destinasi super prioritas dan pembangunan ekonomi di kawasan 3T (terluar, terdepan, dan tertinggal).

Ia menyebutkan, seperti di wilayah Toba Sumatera Utara dan Labuan Bajo NTT yang membutuhkan sumber daya manusia (SDM) terampil untuk pengembangan kawasan wisata.

“Peluang ini tentunya dapat diisi oleh para lulusan vokasi yang merupakan putra-putri daerah setempat,” ucapnya.

Ia mencontohkan kemitraan yang dibangun oleh Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) dan beberapa industri, seperti PT Vale, PT Antam, dan PT Ceria yang bekerja sama dalam pembuatan program studi di kampus cabang PNUP di Kolaka. Menurut Wikan, hal ini merupakan bentuk nyata dari “memasak bersama” antara pendidikan vokasi dengan industri.

“Dari pembuatan prodi kemudian menyusun kurikulumnya juga bersama. Kita harus punya mindset bahwa yang dibutuhkan oleh industri adalah lulusan vokasi yang siap kerja dan mampu mengerjakan pekerjaan, bukan sekadar lulus mendapat ijazah. Sementara kita masih memiliki tantangan terkait penguatan soft skills. Kalau kita terus mengejar penguasaan hard skills, dalam beberapa tahun ke depan pasti akan tertinggal,” jelasnya.

Dikatakan Wikan, program Menara Vokasi, terdapat lima perguruan tinggi vokasi yang ditunjuk untuk menjadi pengampu program yang berperan sebagai penggerak di setiap wilayah, yaitu Politeknik Negeri Medan (Medan), Politeknik Negeri Bengkalis (Riau), Politeknik Negeri Banjarmasin (Banjarmasin), Politeknik eL Bajo Commodus (Labuan Bajo), dan Politeknik Negeri Ujung Pandang (Kolaka).

Sementara itu, Direktur Kemitraan dan Penyelarasan DUDI, Saryadi dalam laporan penyelenggaraan Menara Vokasi menuturkan, politeknik berperan menggerakkan dan harus melibatkan unsur satuan pendidikan lainnya, SMK dan lembaga kursus dan pelatihan (LKP).

Ia menuturkan, sebelum penyelenggaraan Gebyar Menara Vokasi, setiap politeknik tersebut telah mengadakan berbagai pertemuan dan focus group discussion (FGD) bersama berbagai mitra, baik dari DUDI, asosiasi, dan pemerintah daerah untuk menyusun peta jalan kemitraan yang berkelanjutan.

“Dari pertemuan dan forum diskusi kemudian terbentuklah berbagai kerja sama dalam bentuk nota kesepahaman atau MoU dan MoA,” pungkasnya. (*/cr2)