Karutan Cipinang Luncurkan Program “MAKNA RUJI” Masuk Napi, Keluar Guru Ngaji
Rutan Kelas I Cipinang resmi meluncurkan program pembinaan kerohanian Muslim bertajuk “MAKNA RUJI” (Masuk Napi, Keluar Guru Ngaji) sebagai inovasi baru dalam memperkuat pembinaan spiritual warga binaan. Gagasan ini dicetuskan langsung oleh Kepala Rutan Kelas I Cipinang, Nugroho Dwi Wahyu Ananto, dan diresmikan pada Selasa, 4 November, dengan tujuan membentuk pribadi warga binaan yang beriman, berilmu, dan berakhlak.
Peluncuran program dihadiri oleh berbagai tokoh keagamaan, seperti Ketua Forum Komunikasi Ulama dan Umaro KH. Ahmad Zarkasih Usman, Wakil Sekretaris PCNU Jakarta Timur KH. Danail Al Haz, Ketua IPARI DKI Jakarta KH. Ruspendi Efendi, serta Ketua Yayasan Fajrul Islam KH. Dedy Muchtar. Kehadiran para tokoh tersebut menjadi simbol sinergi antara lembaga pemasyarakatan dan lembaga keagamaan dalam menanamkan nilai-nilai spiritual di lingkungan Rutan.
Dalam sambutannya, Nugroho menegaskan bahwa MAKNA RUJI tidak hanya fokus pada peningkatan kemampuan membaca Al-Qur’an, tetapi juga pada pemahaman makna dan penerapan nilai-nilainya dalam kehidupan sehari-hari. Program ini diharapkan mampu melahirkan warga binaan yang bukan hanya religius secara ritual, tetapi juga memiliki kepribadian yang lebih baik. “Kami ingin agar setiap warga binaan yang keluar dari Rutan dapat menjadi contoh kebaikan dan bahkan menjadi guru ngaji bagi lingkungannya,” ujarnya.
Program MAKNA RUJI juga dirancang untuk mencetak guru ngaji sebaya di kalangan warga binaan agar proses pembinaan berlangsung secara berkelanjutan. Pelaksanaan program ini mendapat dukungan dari Kementerian Agama, PCNU Jakarta Timur, FK Ulum, IPARI DKI Jakarta, dan Yayasan Fajrul Islam. Melalui sinergi tersebut, Rutan Cipinang berharap program ini menjadi contoh pembinaan berbasis keagamaan yang dapat diterapkan di seluruh lembaga pemasyarakatan Indonesia.
