Jemput Bola hingga TERASKU: Inovasi Bunda PAUD Perluas Akses PAUD

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menegaskan pentingnya inovasi daerah dalam memperluas layanan PAUD sebagai bagian dari pelaksanaan Wajib Belajar Satu Tahun Prasekolah. Penegasan ini disampaikan dalam Apresiasi Bunda PAUD Tingkat Nasional 2025 yang dihadiri oleh ratusan Bunda PAUD dari seluruh Indonesia bersama Ibu Wakil Presiden RI, Selvi Gibran Rakabuming.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menilai beragam inovasi yang muncul dari daerah menunjukkan bahwa program wajib belajar prasekolah memiliki daya dorong yang kuat hingga ke level desa. “PAUD adalah tahap paling strategis dalam membangun Generasi Emas Indonesia. Apa yang dilakukan Bunda PAUD di lapangan, mulai dari digitalisasi, gizi anak, hingga pendekatan berbasis budaya, terbukti memperluas akses dan meningkatkan mutu,” ujar Abdul Mu’ti.

Ia menekankan bahwa pemerintah tengah memperkuat kolaborasi lintas sektor agar inovasi yang berjalan baik dapat diperluas cakupannya. “Kita ingin memastikan layanan PAUD berkualitas menjangkau seluruh anak Indonesia tanpa terkecuali. Kolaborasi pemerintah pusat, pemerintah daerah, tenaga pendidik, dan keluarga menjadi kunci keberhasilan,” tambahnya.

Ibu Wakil Presiden, Selvi Gibran Rakabuming, memberikan apresiasi langsung kepada sejumlah Bunda PAUD yang menampilkan terobosan di daerah masing-masing. Ia menekankan bahwa banyak inovasi di tingkat desa justru lahir dari pemahaman mendalam terhadap kebutuhan anak dan keluarga. “Pendidikan usia dini bukan hanya soal kemampuan akademik. Ini adalah pondasi karakter, kasih sayang, dan kesehatan anak,” ujar Selvi.

Salah satu inovasi yang mendapat perhatian adalah program “TERASKU (Tindakan Cerdas Keluarga dan Guru)” yang diterapkan Bunda PAUD Desa Inovatif 3, Mita. Program ini mengintegrasikan peran guru, orang tua, tenaga kesehatan, dan pemerintah desa dalam memantau tumbuh kembang anak. “Kami ingin memastikan setiap keluarga terlibat aktif. TERASKU menjadi ruang bersama untuk belajar dan bertukar pengetahuan,” jelasnya. Mita juga memaparkan program GERMISU (Gerakan Minum Susu) dan kegiatan pemenuhan gizi anak sebagai upaya pencegahan stunting.

Dari Jambi, Bunda PAUD Kabupaten Sarolangun, Yani Fitriyati, memperkenalkan inovasi GPS Jempol (Gerakan Jemput Peluang) yang dirancang untuk mencegah putus sekolah. Melalui program ini, pendampingan dilakukan sejak anak masuk PAUD hingga jenjang menengah atas dengan melibatkan guru, tokoh masyarakat, dan orang tua. “Kami ingin memastikan tidak ada anak yang berhenti sekolah karena masalah ekonomi atau kurangnya pendampingan,” ujar Yani.

Beragam inovasi lainnya muncul dari daerah 3T, termasuk program “Jemput Bola dan PAUD Terapung” yang dijalankan Bunda PAUD dari Seram Bagian Timur, hingga model pembelajaran berbasis budaya di Papua Tengah. Temuan-temuan ini memperlihatkan bahwa pendekatan PAUD yang adaptif terhadap kondisi lokal sangat efektif memperluas layanan di wilayah berjarak jauh, memiliki konektivitas rendah, atau berbatasan laut.

Kemendikdasmen melihat bahwa praktik-praktik inovatif ini akan menjadi referensi penguatan kebijakan wajib belajar prasekolah di masa mendatang, terutama dalam pengembangan layanan PAUD inklusif, holistik, dan integratif. “Semakin banyak inovasi yang muncul, semakin besar peluang kita mempersiapkan generasi Indonesia yang unggul, sehat, dan berkarakter,” tutup Abdul Mu’ti.