Wisuda Program Mental Health dan High Awareness Aku “Bangkit & Berdaya” di Lapas Perempuan Kelas IIA Tangerang

Tangerang – 3 Juni 2025
Aula Lapas Perempuan Kelas IIA Tangerang dipenuhi semangat dan haru dalam momen Wisuda Program Mental Health dan High Awareness Aku “Bangkit & Berdaya”, yang dilangsungkan pada Selasa, 3 Juni 2025. Acara ini menandai keberhasilan puluhan warga binaan yang telah menyelesaikan program pembinaan intensif selama tiga bulan—mulai 25 Februari hingga 13 Mei 2025.

Program ini merupakan hasil sinergi dalam kerangka Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) 2025 antara PT Jamkrindo dan WM (Wendy Mikael) Akademi, yang dipersembahkan untuk bangsa sebagai bentuk komitmen bersama dalam membangun ketahanan mental, kesadaran diri, dan pemberdayaan perempuan warga binaan.

Mewakili Kepala Lapas, Kasi Binadik Nuraini Prasetiawati memberikan sambutan penuh makna. Ia menyampaikan bahwa program ini adalah bagian dari pembinaan menyeluruh yang menekankan pentingnya kekuatan dari dalam diri. Dalam pesannya kepada para wisudawati, Nuraini mengatakan:

“Jadilah manusia yang bermanfaat, di manapun kalian berada. Karena sebaik-baiknya manusia adalah yang paling memberi manfaat bagi orang lain.”

Ia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung pelaksanaan program ini, yang menurutnya telah memberikan dampak nyata dalam proses pembentukan karakter dan kesadaran diri warga binaan.

Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Ibu Nenden Puji Asri, perwakilan dari PT Jamkrindo selaku mitra utama program. Ia mengungkapkan rasa bangga atas keberhasilan para peserta, serta menegaskan bahwa PT Jamkrindo akan terus hadir mendukung inisiatif-inisiatif sosial yang membangun harapan.

Rangkaian acara berlangsung hangat dengan penampilan dua warga binaan yang menyanyikan lagu, dilanjutkan pembacaan puisi oleh Fanny Latifah dari WM Akademi yang menyentuh hati para hadirin.

Momen penuh inspirasi muncul saat Wendy Mikael, fasilitator dan motivator program, menyampaikan pidato reflektifnya. Dalam pesannya, ia mengajak peserta untuk tidak hanya menjadi penerang bagi diri sendiri, tapi juga lingkungan sekitar.

“Jangan jadi lilin di tengah kegelapan, karena lilin akan membakar dirinya sendiri. Jadilah cahaya yang menerangi sekitar tanpa mengorbankan dirimu,” ucapnya dengan penuh semangat.

Puncak acara diisi dengan prosesi wisuda simbolis, ditandai dengan penyerahan pin kepada para peserta sebagai simbol keberhasilan mereka dalam mengikuti program ini dengan tekun dan penuh komitmen.

Suasana mengharukan menyelimuti ruangan saat tiga warga binaan membagikan testimoni mereka. Salah satu dari mereka mengungkapkan perubahan besar yang dirasakannya:

“Dulu saya mudah terpancing emosi. Tapi setelah mengikuti program ini, saya jadi lebih bisa mengontrol diri dan memahami perasaan saya sendiri.”

Program Aku “Bangkit & Berdaya” membuktikan bahwa pembinaan pemasyarakatan bukan hanya soal kedisiplinan dan aturan, tapi juga tentang menyentuh hati, membangkitkan harapan, dan menciptakan ruang aman untuk tumbuh dan berubah menjadi pribadi yang lebih baik.