Pekerjaan Sumur Resapan Seharusnya Tidak Menimbulkan Masalah Baru
Jakarta – Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria meminta agar pembangunan sumur resapan tidak menimbulkan masalah baru. Riza meminta pihak berwajib untuk memastikan pembangunan resapan tersebut sepenuhnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
“Tentu harapan kami pengerjaannya harus sesuai dengan spek, harus baik, harus kuat, tidak boleh menimbulkan masalah baru,” ujar Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (1/12/2021) dilansir beritasatu.com.
Riza mengaku sumur resapan banyak dibangun di trotoar, di pinggir jalan, di taman dan tempat-tempat lain. Karena itu, Riza mengingatkan pekerja proyek agar benar-benar memperhatikan situasi dan kondisi di tempat pembuatan sumur resapan sehingga tidak merusak dan mengganggu pengguna jalan.
“Tentu kehadiran sumur harus lebih baik, tidak boleh menimbulkan lubang umpamanya, mengganggu dan lain-lain,” tandas dia.
Riza menegaskan bahwa sumur resapan merupakan salah satu program Pemprov DKI Jakarta dalam rangka pengendalian banjir. Menurut dia, selama ini sumur resapan sudah efektif dalam mempercepat surutnya genangan air.
“Pada dasarnya Pemprov DKI Jakarta salah satu program pencegahan, penanganan, pengendalian banjir adalah membuat sumur resapan yang diharapkan bisa mengurangi dan bahkan menghilangkan genangan air yang ada,” pungkas Riza.
“Pembuatan sumur resapan jelas sangat merugikan banyak pengguna jalan karena jalanan menjadi bergelombang, berbeda tinggi, bahkan beberapa waktu lalu kita semua mendengar kalau ada sumur resapan yang baru dibangun tapi langsung jebol,” ujar Prasetio di akun twitter @PrasetioEdi_ sebagaimana dikutip, Rabu (1/12/2021).
Sebelumnya, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi menilai pembuatan sumur resapan atau drainase vertikal tidak efektif dan bahkan sangat merugikan masyarakat Jakarta. Pasalnya, pembuatan sumur resapan tersebut telah membuat jalan menjadi rusak dan mengganggu pengguna jalan.
Prasetio juga sudah mengecek pembuatan sumur resapan di beberapa titik di Kawasan Aditiawarman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Senin (29/11/2021). Berdasarkan pengecekan tersebut, kata dia, pengerjakan sumur resapan ternyata telah mengambil sebagian badan jalan.
“Saya melihat langsung pengerjaan sumur resapan yang dinilai efektif oleh Pemprov DKI sebagai salah satu satu upaya penanggulangan banjir di Ibu Kota yang merusak, mengambil sebagian ruang badan pada jalan dan menghambat pengguna lalu lintas,” ungkap dia.
Karena dinilai tidak efektif, kata Prasetio, DPRD DKI akhirnya memangkas anggaran pembuatan sumur resapan yang diusulkan Pemprov DKI untuk tahun 2022. Awalnya, kata dia, diusulkan Rp 322 miliar dan akhirnya berkurang menjadi Rp 120 miliar.
“Pesan saya, sering-seringlah turun ke lapangan untuk melihat langsung tingkat efektivitas pengendalian banjir di Ibu Kota. Ingat, permasalahan banyak bukan di atas meja, tapi di lapangan,” kata Prasetio.
Keberadaan sumur resapan juga menjadi sorotan di jagat media sosial. Warganet rata-rata membicarakan efektivitas sumur resapan ini. Selain persoalan yang disampaikan Prasetio Edi, masyarakat juga sempat mempertanyakan soal sumur resapan yang dibangun di trotoar dan dinilai tidak masuk akal serta anggaran pembuatan satu sumur resapan bernilai puluhan juta rupiah.(*/cr2)